Ayoooo... Gabung Bareng PMR!
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified                                                                                                   

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 14 Februari 2011

Remaja dan Cokelat

Kebanyakan remaja mengakui menyukai cokelat. Memang makanan ini tidak melihat faktor kelompok umur ataupun jenis kelamin, dikarenakan manfaatnya yang cukup banyak. Cokelat di duga dapat menurunkan resiko serangan jantung.
Mengkonsumsi beberapa keping cokelat murni setiap hari dapat menurunkan resiko kematian akibat serangan jantung pada hampir 50% kasus. Pendapat ini diungkapkan oleh seorang peneliti dari John Hopkins University School, USA. Pada penelitiannya terungkap bahwa pembentukan gumpalan darah/trombus pada pemakan cokelat jauh lebih lambat daripada yang tidak mengkonsumsi cokelat. Hal ini tentu saja banyak benarnya karena bentukan trombus yang terlalu besar akan menyebabkan pembuluh darah jantung tersumbat dan bisa menyebabkan serangan jantung.
Diungkapkan pula kalau flavanols yang terdapat dalam biji kakao mempunyai efek biokimia menurunkan pembentukan gumpalan darah yang mirip dengan cara kerja aspirin tetapi efeknya tentu lebih rendah dari aspirin. Beberapa pendapat lain yang berkembang dalam hubunganya mengenai kegunaan cokelat dalam menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler antara lain: menurunkan tekanan darah, menurunkan oksidasi LDL kolesterol, dan mempunyai efek anti inflamasi. Sayangnya semua itu masih memerlukan penelitian lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
Cokelat dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan resistensi insulin. Menurut penelitian yang dilakukan di Italia dengan membandingkan 15 orang sehat yang diberikan cokelat yang mengandung flavanols dan coklat yang tidak mengandung flavanols untuk kemudian diamati selama 15 hari, ditemukan bahwa resistensi insulin (faktor resiko kencing manis) pada kelompok yang mengkonsumsi cokelat yang ber-flavanols, sangat jauh menurun. Tekanan darah sistolik juga menurun pada kelompok ini.
Cokelat dapat memperbaiki sirkulasi darah arteri.
Orang sehat yang mengkonsumsi cokelat tinggi flavanols menurut para ahli mempunyai sirkulasi darah arteri yang bagus. Diungkapkan pula pada orang yang rajin mengkonsumsi cokelat tinggi flavanols, kemampuan pembuluh darahnya untuk berelaksasi sangat tinggi. Tentu saja semua ini sangat berguna untuk kesehatan jantung.
Seperti yang diungkapkan di awal, sayangnya tidak semua cokelat yang beredar di pasaran mengandung antioksidan flavanoid yang tinggi. Hanya ada satu catatan penting yang harus diingat, yaitu semakin banyak kandungan cokelat murni dalam suatu produk cokelat maka semakin tinggi kadar antioksidannya. Selain itu, jangan lupakan kalori yang terkandung di dalam cokelat. Seratus gram cokelat yang di jual di pasaran mengandung kira-kira 150 kalori. Jadi, semua manfaat cokelat akan lenyap jika seandainya makanan lain yang dikonsumsi juga mengandung kalori yang tinggi sehingga konsumsi kalori terlalu tinggi. Hal ini tentu sangat tidak menguntungkan untuk program diet Anda.

Gusi Kotor Picu Penyakit Jantung

Kaitan antara kesehatan gusi dengan masalah jantung sudah lama diketahui. Namun, masih belum terlalu jelas bagaimana kesehatan rongga mulut yang buruk ini dapat berpengaruh terhadap jantung. Kini para ilmuwan mencoba untuk menjelaskannya.

Dalam pertemuan Society of General Microbiology, para ahli dari Inggris dan Irlandia mengungkapkan bahwa bakteri di dalam rongga mulut, dalam hal ini bakteri Streptoccoccus, dapat masuk ke dalam aliran darah melalui gusi yang sakit atau meradang dan akan membentuk suatu protein.

Protein yang dikenal dengan nama PadA ini nantinya akan mengakibatkan platelet di dalam darah untuk melekat satu sama lain dan membentuk suatu clot yang akan menyumbat pembuluh darah. Sumbatan inilah yang akan menghambat aliran darah ke jantung, bahkan ke otak. Sehingga tidak hanya dapat mengakibatkan masalah jantung, penderita juga harus menghadapi risiko stroke.

Tidak hanya menyumbat pembuluh darah, platelet yang saling melekat tersebut juga akan membungkus si bakteri. Kondisi ini tidak hanya melidungi bakteri dari sistem kekebalan tubuh, tapi juga dari antibiotik yang digunakan untuk melawannya, jelas Prefessor Howard Jenkins yang merupakan pemimpin dari penelitian ini.

Professor Damian Walmsley, penasihat ilmiah dari British Dental Association, mengatakan bahwa penelitian ini telah membuat kontribusi yang berarti terhadap pemahaman mengenai hubungan antara penyakit gusi dan jantung. Selain itu, penelitian ini juga mengingatkan kita mengenai betapa pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, membatasi asupan makanan dan minuman bergula, serta periksa gigi rutin ke dokter gigi.

Tentu saja bukan hanya kesehatan rongga mulut yang menjadi faktor yang mempengaruhi risiko penyakit jantung. British Heart Foundation menjelaskan bahwa selain menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, kita juga perlu mengkombinasikannya dengan gaya hidup sehat lainnya seperti pola makan yang sehat, tidak merokok, dan secara teratur melakukan aktivitas fisik alias berolah raga. Lakukan semua ini, dan Anda pun akan jauh dari risiko penyakit kardiovaskular, diantaranya penyakit jantung.(sumber gigisehatbadansehat.blogspot.com)

JK : Tugas PMI Bukan Hanya Menerima 'Limbah'


Dalam jumpa pers di Kantor Pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Senin (19/4) siang, Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla menegaskan bahwa tugas PMI bukan hanya menerima 'limbah' korban kerusuhan, bukan pula hanya menyediakan mobil ambulance dan dapur umum dalam sebuah bencana, tapi seluruh aspek-aspek kemanusiaan.

Dalam kesempatan ini JK menuturkan PMI dan Komnas HAM akan membetuk tim investigasi guna menelusuri tragedi Tanjung Priok yang merenggut tiga nyawa anggota Satpol PP dan puluhan yang luka-luka. Tim Investigasi itu sendiri menurut Kalla untuk mengetahui sebab dan mencegah agar kerusuhan semacam itu tidak terjadi lagi.

Mbok Tukiyem dan Kebangkitan Perempuan

Kebangkitan perempuan di seluruh dunia, tak melulu diwarnai pekerjaan mentereng, posisi puncak dan gaji selangit. Namun juga semangat kesederhanaan dan jiwa pengabdian yang tulus.

Lihat saja Mbok Tukiyem. Penghuni perkampungan kumuh Muara Angke ini tetap gigih berjuang, meski perjalanan hidupnya terbalut carut marut kemelaratan. Sekalipun kondisi serba tidak punya ini, ia tetap tabah.
Masa remaja Mbok Tukiyem tak seperti kebanyakan anak gadis lainnya, yang main kejar-kejaran atau sekadar mengobrol soal cinta monyet. Ia harus menemani ibunya mencari nafkah menjaja bakul gerabah.
Tahun 60-an Mbok Tukiyem selalu ikut rute dagang ibunya. Dengan kain sinjang (kain pengais tradisional biasa dipakai menggendong bayi) ia menggendong cobek, celengan, kuali, atau kendi mengelilingi Magelang sampai Semarang.
"Saya ndak bisa melihat, jadi saya jalan mengikuti Simbok (ibu) dari belakang. Kami tidak berani naik sepur karena tidak punya uang," kenang Mbok Tukiyem yang kini sudah menginjak usia 69 tahun.
Rute Malang-Semarang tentu tak cukup ditempuh dalam sehari jalan kaki, Mbok Tukiyem dan ibunya terpaksa harus tidur di emperan pasar-pasar becek yang mereka singgahi, seperti Pasar Ambarawa, Unggaran, Blabak, dan lainnya.
Gerabah tak selalu dibutuhkan orang, sehingga dagangan Mbok Tukiyem sulit laku. "Kalo dapat uang nanti dibelikan makanan, beras, minyak, singkong buat di rumah," tuturnya.
Di usia sebelasan tahun, Mbok Tukiyem mengalami kebutaan. Namun, hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk giat bekerja. Menginjak 20 tahun, Mbok Tukiyem menikah dengan lelaki Klaten bernama Mardiono yang juga tuna netra. Di siang hari, Sang suami giat bekerja, membuat pembersih piring dari sabut kelapa. Sementara sorenya, beralih profesi jadi pengayam cekatan tikar bambu.
Penghasilan pas-pasan mendorong Mbok Tukiyem menjalani profesi sebagai tukang pijat tradisional. "Kadang sepuluh ribu, kadang ditukar dua gelas beras, atau barang-barang pokok lainnya," tuturnya yang sudah 30 tahun nekad hidup di Jakarta tanpa dikaruniai anak satupun.
Gaji tidak tetap dua pasangan suami-istri yang giat bekerja ini, harus disisihkan lagi. "Takut kalau nanti kami tidak mendapat apa-apa lagi. Orang miskin itu harus selalu berjaga-jaga dan hemat nak, sekalipun sedikit penghasilannya," ujar Mbok Tikiyem tersenyum bijak.
Mbok Tukiyem sempat berbahagia merasakan punya anak angkat. Seorang bayi perempuan yang ditinggal mati Ibu kandungnya, resmi jadi anak angkat Mbok Tukiyem dan suami.
Lalu mereka beri nama Sutimah anak berbakti yang selalu menuntun jalan kedua orangtuanya itu. "Cita-cita dia ingin jadi dokter, tapi kami nggak sanggup biayain sekolah, nyesek rasanya," ujarnya pilu.
Ibarat tak putus dari kesedihan, Mbok Tukiyem harus ikhlas ditinggal mati Sutimah. Pada umur sembilan tahun, Sutimah meninggal karena sakit panas. Mbok Tukiyem dan suaminya tak punya uang untuk ongkos pengobatannya ke Puskesmas di Jakarta. "Ya sudah, kami rawat seadanya pakai ramuan dedauan di kebun belakang rumah bilik kami," ungkapnya sedih.
Meski dalam kesedihan ditinggal mati Sutimah, sepasang orang tua itu tetap bekerja keras. "Saya sedih ditinggal Sutimah, tapi Gusti (Tuhan) yang ngaduh seutuhnya dia, saya tidak diperkenankan memelihara dia lebih lama, saya mau bilang apa toh?" suara Mbok Tukiyem mulai terbata-bata.
Mbok Tukiyem dan suaminya terus bekerja keras meski dilanda kesedihan. Orang kota tampaknya masih ada yang bernurani menolong keluarga ini. Mbok Tukiyem dan suaminya diminta menunggui pondokan dan imbalannya mereka diberi beras atau Sembako (Sembilan bahan pokok) lainnya.
"Permintaan mengayam tikar sepi, karena sekarang saingannya tikar yang plastik. Kalau tikar bikinan saya selesai sepuluh hari karena saya sudah pikun nggak lancar lagi bikinnya," kata Mbok Tukiyem terkekeh.
Semakin tua, Mbok Tukiyem semakin berat hidupnya. Tak cukup penderitaan semasa hidupnya, kenyataan pahit itu datang lagi kala Mardiono meninggalkan dirinya pada 1990 silam. Penyebabnya, apa lagi selain penyakit yang tak bisa diobati karena miskin tak punya uang.
"Saya rela Bapak mati, karena kami sudah berupaya mengobati kesana-kemari seadanya, coba datang ke Puskesmas kami tak dilayani, katanya nggak terdaftar. Tapi ya sudahlah, saya ikhlas," lagi-lagi mulut Mbok Tukiyem menyematkan kata 'tabah'.
Tak ada nada mengeluh dan protes ketika Mbok Tukiyem menceritakan nasibnya yang tampak kontas dengan hari perempuan internasional 8 Maret silam. Di usia senja, Mbok Tukiyem sebatang kara. Rasanya, setiap orang yang menyaksikan Mbok Tukiyem-Mbok Tukiyem lainnya akan mengiba atau protes.
Mbok Tukiyem sendiri tidak protes, malah justru orang yang menyaksikannya tidak tahan untuk tidak protes terhadap kekejaman nasib yang tanpa belas kasihan itu. Lantas, adakah secercah sinar harapan untuk kaum perempuan seperti Mbok Tukiyem ini di hari perempuan internasional?

Ketentuan Dasar "Hukum Perikemanusiaan Internasional" (HPI)


Ketentuan Internasional yang mengatur tentang pertolongan untuk korban perang/konflik bersenjata adalah tercantum dalam Konvensi Jenewa 1949 dan protocol tambahan 1977 serta konvensi Den Haag.
Ketentuan yang secara pokok mengatur tentang hak dan kewajiban Negara, pasukan tempur, penduduk sipil dan organisasi kemanusiaan dalam aksi pertolongan dan perlindungan untuk korban perang itulah yang disebut Hukum Perikemanusiaan Internasional.
KETENTUAN DASAR HPI sebagai berikut:
• Dilarang melakukan pembunuhan, penyiksaan, balas dendam, penyanderaan dan tidak lain yang merendahkan martabat terhadap korban perang maupun musuh yang sudah menyerah.
• Yang terluka dan sakit, tanpa perbedaan hendaknya dikumpulkan dan dirawat.
• Petugas medis/pertolongan pertama dan rohaniawan, rumah sakit peralatan dan sarana transportasi untuk pertolongan yang memakai lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah harus dihormati dan dilindungi.
• Sasaran perang hanya boleh ditujukan kepada obyek militer semata. Harus ada perbedaan sasaran penduduk sipil dan segala fasilitas yang menunjang kehidupan vital umum dengan obyek militer. Kelestarian lingkungan hidup wajib dijaga. Ada batas dalam penggunaan metode maupun senjata perang yang dapat menimbulkan penderitaan atau kerugiaan yang tidak perlu/berlebihan.
• Peserta perang/kombatan yang menyerah/ditangkap harus diberikan perlindungan dan diperlakukan secara manusiawi. Ada jaminan fasilitas makanan, pakaian, kesempatan beribadah dan pelayanan kesehatan serta kesempatan berhubungan dengan anggota keluarganya. Peradilan tawanan perang dilakukan melalui prosedur hokum yang berlaku.
• Penduduk sipil di daerah penduduknya diupayakan dapat menjalankan kehidupan normal dan dilarang deportasi penduduk sipil.
• Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 pada tahun 1958 dalam UU No. 59. Sebagi konsekuensinya pemerintah harus menerapkan ketentuan tersebut dan menyebarluaskan pengetahuan diatas.
Dalam Keadaan Bencana alam, Perang, Konflik dll, PMI siap siaga dalam memberikan:
• Pertolongan Pertama pada kasusu trauma dan medis bersifat sementara sebelum dikirim ke Rumah Sakit. Dan Pertolongan Pertama berbasisi Masyarakat (CBFA).
• Perawatan Keluarga, yang merupakan perawatan ringan dan rutin sehari-hari seperti memandikan bayi, merawat manula dll.
• Mendirikan Perkampungan Darurat dilokasi yang aman dengan mendirikan tenda atau menempati rumah yang kosong guna menampung para pengungsi/korban.
• Menanggani proses pengungsian dari tempat kejadian ke tempat yang aman yaitu perkampungan darurat, baik korban yang sehat, sakit sampai korban yang meninggal.
• Mendirikan Dapur Umum dalam memberikan layanan kebutuhan makan para korban dengan 2 kali makan sehari selama minimal 2 minggu dan maximal 3 bulan.
• Selanjutnya dengan dibina PMI dilaksanakan Dapur Umum secara bersama-sama.
• Melayani pencarian keluarga yang hilang atau putus komunikasi, baik komunikasi keluar tempat kejadian maupun yang masuk ke tempat kejadiaan yang lebih singkatnya disebut layanan TMS ( Tracing and Mailing Service).
• Mengadakan konseling.
• Pelayanan donor darah dan permintaan darah melalui unit Transfusi darah PMI.
• Memberikan penyuluhan dalam bidang:
- Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
- Keterampilan Hidup (Life Skill)
- Penanggulangan HIV/ AIDS
- Sanitasi ( PHAST) dan CBFA

Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional


Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.
Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.
Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat


Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat).
Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.
Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)
Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan juga Palang Merah Remaja atau PMR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan.

Sejarah Berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)


Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.
Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.
Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

Khasiat Herbal: Singkong


Deskripsi:
Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan purba. Jaman dulu, singkong adalah makanan pokok masyarakat kuno sebelum ditemukan budidaya beras, jagung, atau gandum. Kini terbukti bahwa salah satu jenis umbi-umbian ini ternyata berkhasiat dalam mencegah kanker dan tumor.
Kandungan:
* Umbi
- vitamin (A, B1, C)
- kalsium
- kalori
- fosfor
- protein
- lemak
- amilum
* Daun
- Vitamin (A, B17, dan C)
- Kalsium
- Kalori
- Fosfor
- Protein
- Lemak
- Hidrat arang
- Zat besi.
Khasiat:
Secara empiris singkong berfungsi untuk kesehatan tubuh, antara lain untuk:
- mencegah kanker
- mencegah tumor
Rasionalisasinya, kandungan B17 dalam daun dan umbi singkon merangsang hemoglobin sel darah merah. Umumnya, penyakit manusia disebabkan oleh kurangnya jumlah sel darah merah. Perlu dicatat, dalam beberapa etnis yang terbiasa mengkonsumsi singkong, kasus kanker jarang terjadi.

Seruan PMI untuk Cegah Penyebaran Virus Influenza


>> Tuesday, March 23, 2010


Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan aksi kampanye sekaligus mengajak masyarakat untuk mencegah penyebaran virus influenza yang tengah merebak saat ini. Kampanye ini dilakukan sebagai antisipasi kemungkinan berkoalisinya virus H5N1 dan H1N1 yang telah masuk ke Indonesia.
Kondisi ini juga dapat diperparah mengingat saat ini penyebaran flu H1N1 telah mengalami peningkatan dari fase 5 menjadi fase 6 atau telah terjadi pandemi. Virus influenza ini menyebar sangat cepat dan luas di beberapa benua.
Ada kemungkinan virus H1N1 dan H5N1 dapat mengalami perkembangan. Parahnya adalah jika virus H1N1 dan H5N1 saling berkoalisi, maka akan menimbulkan bahaya yang besar, mengingat H5N1 dengan mortalitas yang tinggi sedangkan H1N1 dengan penularan yang cepat. Virus ini belum bisa dimusnahkan, jadi kita menggugah masyarakat untuk bisa melakukan pola hidup sehat dengan sanitasi yang baik dan higienis.
Melalui kampanye ini PMI mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan mencegah penyebaran virus influenza dengan melakukan tindakan yang paling sederhana, yaitu:
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah beraktivitas
2. Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tissue atau lengan baju
3. Jangan memegang mata, hidung dan mulut karena virus dapat menyebar melaluinya
4. Cegah kontak dengan orang sakit dan tinggalah di rumah kalau Anda sakit.
Di dunia, kasus penyebaran virus influenza telah dikonfirmasi di lebih dari 100 negara. Data WHO menyebutkan, sebanyak 89.921 pasien positif menderita virus H1N1 dan 382 orang telah meninggal dunia. Di Indonesia sampai saat ini terdapat 20 kasus positif influenza H1N1 (Data Komnas Flu Burung).
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
dr. Lita Sarana, Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext.224 atau Hp. 0815 861 89700,
Rafiq Anshori, Koordinator Program Flu Burung dan Pandemi Influenza Markas Pusat PMI, Tlp. 021-799 2325, ext. 204 atau Hp. 0813 9388 9969.
Kontak Media: Aulia Arriani, Hp. 0816 795 379.
***
sumber: pmi.or.id

Labels

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More